METODE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( RRA DAN PRA )

METODE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( RRA DAN PRA ) menjelma pilihan yang bagus buat kalian yang pengen mencari solusi penerangan merenggut. Beberapa penerangan lainnya bisa kalian dapatkan disini sama baik.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses yng mengembangkan serta memperkuat kemampuan masyarakat perincian atau bisa juga dikatakan perincian terus terlibat internal proses pembangunan yng berlangsung secara dinamis menjadikan masyarakat bisa menyelesaikan masalah yng dihadapi atau bisa menangkap kesimpulan secara bebas (independent) serta berdikari (Oakley, 1991; serta Fatterman, 1996). Proses pemberdayaan masyarakat (community empowerment) sepantasnya upaya membantu masyarakat perincian atau bisa juga dikatakan perincian mengembangkan kemampuannya sendiri menjadikan bebas serta mampu perincian atau bisa juga dikatakan perincian mengatasi masalah serta menangkap kesimpulan secara berdikari. Proses pemberdayaan yang telah di sebutkan di lakukan yang dengannya memberikan kewenangan (power), aksesibilitas terhadap sumberdaya serta lingkungan yng akomodatif (Zimmerman, 1996:18, Ress, 1991:42). Pendekatan pemberdayaan masyarakat yng diwujudkan internal pembangunan secara partisipatif kiranya Amat sesuai serta bisa dipakai perincian atau bisa juga dikatakan perincian mengantisipasi timbulnya perubahan-perubahan internal masyarakat beserta lingkungan strategisnya. Menjdai konsep dasar pembangunan partisipatif merupakan melakukan upaya pembangunan kepada dasar pemenuhan kebutuhan masyarakat itu sendiri menjadikan masyarakat mampu perincian atau bisa juga dikatakan perincian berkembang serta mengatasi permasalahannya sendiri secara berdikari, berkesinabungan serta berkelanjutan. Tak ada penelitian sosial yng hendak bisa mendatangkan perbaikan terhadap kondisi sosial yng ada selama para peneliti menempatkan diri orang-orang menjdai pakar yng berdiri di luar fakta sosial yng diteliti, serta memperlakukan warga masyarakat yng sedang diteliti menjdai obyek yng cuma melakoni fakta sosial yng ada secara pasif. Para peneliti Perlu menempatkan diri orang-orang menjdai bagian dari masyarakat yng sedang diteliti serta memandang warga masyarakat yng sedang diteliti menjdai subyek yng menyimpan hak moral perincian atau bisa juga dikatakan perincian mengatur ke hidup-an orang-orang, atau menyimpan keinginan serta kemampuan perincian atau bisa juga dikatakan perincian berbuat demikian. Moral para peneliti wajib perincian atau bisa juga dikatakan perincian memahami aspirasi masyarakat yng diteliti, serta mendampingi secara mental serta intelektual warga masyarakat yng diteliti internal bisnis orang-orang perincian atau bisa juga dikatakan perincian mendatangkan perbaikan yng orang-orang dambakan. Yang dengannya demikian, internal penelitian semacam ini masalah penelitian tak bisa dijauhkan dari masalah evaluasi. Keputusan perincian atau bisa juga dikatakan perincian meneliti suatu masyarakat yang dengannya tujuan perincian atau bisa juga dikatakan perincian mendatangkan perbaikan ke internal masyarakat itu, lewat celah lain pemberdayaan masyarakat, telah sepantasnya suatu hasil evaluasi. Bagi atau bisa juga dikatakan perincian melaksanakan evaluasi apakah proyek yng sudah dilaksanakan selama jangka waktu tertentu sudah sungguh mendatangkan perbaikan yng sesuai yang dengannya harapan warga masyarakat, butuh di lakukan suatu penelitian. Dua metode penelitian evaluatif yng bersifat bottom-up merupakan rapid rural appraisal (RRA), serta participatory rural appraisal (PRA). A. Perumusan Masalah 1. Apa pengertian dari metode pemberdayaan secara RRA dab PRA? 2. Apa perbedaan RRA serta PRA? 3. Apa keunggulan serta kelemahan RRA serta PRA? B. Tujuan 1. Bagi atau bisa juga dikatakan perincian memaklumi perihal pemberdayaan masyarakat. 2. Bagi atau bisa juga dikatakan perincian memaklumi perihal metode pemberdayaan secara RRA serta PRA. 3. Mengetahui perbedaan RRA serta PRA. 4. Mengetahui keunggulan serta kelemahan RRA serta PRA.
PEMBAHASAN A. Pengertian RRA serta PRA 1. RRA (Rapid Rural Appraisal) RRA (Rapid Rural Appraisal) sepantasnya metode penilaian keadaan desa secara cepat, yng internal praktek, kegiatan RRA bertambah tiada sekelumit di lakukan oleh “orang luar” yang dengannya tanpa ataupun tiada banyak melibatkan masyarakat setempat. Meskipun Suka dikatakan menjdai teknik penelitian yng “cepat atau kasar/kotor” hendak tetapi RRA dinilai masih bertambah baik dibanding teknik-teknik kuantitatif klasik. Metode RRA dipakai perincian atau bisa juga dikatakan perincian pengumpulan berita secara akurat internal waktu yng dibatasi disaat kesimpulan perihal pembangunan perdesaan Perlu diambil segera. Dewasa ini tiada sekelumit program pembangunan yng dilaksanakan sebelum adanya kegiatan pengumpulan seluruh berita di daerah sasaran. Konsekuensinya, tiada sekelumit program pembangunan yng gagal ataupun tak bisa diterima oleh kelompok sasaran meskipun program-program yang telah di sebutkan telah direncanakan serta dipersiapkan secara matang, lantaran masyarakat tak diikutsertakan internal penyusunan prioritas serta pemecahan permasalahannya. Dasarnya memang, metode RRA sepantasnya proses belajar yng intensif perincian atau bisa juga dikatakan perincian memahami kondisi perdesaan, di lakukan berulang-ulang, serta cepat. Bagi atau bisa juga dikatakan perincian itu dibutuhkan cara kerja yng khas, semisal tim kerja kecil yng bersifat multidisiplin, mempergunakan sejumlah metode, cara, serta penunjukan teknik yng khusus, perincian atau bisa juga dikatakan perincian menaikan pengertian ataupun pemahaman terhadap kondisi perdesaan. Cara kerja yang telah di sebutkan yang telah di sebutkan dipusatkan pada pemahaman pada tingkat komunitas lokal yng digabungkan yang dengannya pengetahuan ilmiah. Komunikasi serta kerjasama diantara masyarakat desa serta aparat perencana serta pelaksana pembangunan (development agent) merupakan Amat penting, internal kerangka perincian atau bisa juga dikatakan perincian memahami masalah-masalah di perdesaan. Di samping itu, metoda RRA pun bermanfaat internal memonitor keseringan perubahan-perubahan di perdesaan perincian atau bisa juga dikatakan perincian mengurangi ketidakpastian yng terlaksana di lapangan serta mengusulkan penyelesaian masalah yng memungkinkan. Pendapat dari Beebe James (1995), metode RRA menyajikan pengamatan yng dipercepat yng di lakukan oleh dua ataupun bertambah pengamat ataupun peneliti, umumnya yang dengannya latar belakang akademis yng berbeda. Metode ini bertujuan perincian atau bisa juga dikatakan perincian menghasilkan pengamatan kualitatif perincian keperluan pembuat kesimpulan perincian atau bisa juga dikatakan perincian menetapkan butuh tidaknya penelitian tambahan internal merencanakan serta melaksanakan kegiatan. Metode RRA menyandang tiga konsep dasar yakni; (a) perspektif system, (b) triangulasi dari pengumpulan data, serta (c) pengumpulan data serta analisis secara berulang-ulang (iterative). Menjdai suatu teknik penilaian, RRA menggabungkan separuh teknik yng terdiri dari: a. Review/telaahan data sekunder, salah satunya peta wilayah serta pengamatan lapang secara ringkas. b. Oservasi/pengamatan lapang secara langsung. c. Wawancara yang dengannya informan kunci serta lokakarya. d. Pemetaan serta pembuatan diagram/grafik. e. Studi kasus, sejarah lokal, serta biografi. f. Keseringan-kecenderungan. g. Pembuatan berita umum simpel yng singkat. h. Pembuatan laporan lapang secara cepat. Prinsip-prinsip yng Perlu diperhatikan internal RRA, yakni: a. Efektivitas serta efisiensi, kaitannya yang dengannya biaya, waktu, yang dengannya perolehan berita yng bisa dipercaya yng bisa dipakai dibanding sekadar jumah serta ketepatan atau relevansi berita yng dibutuhkan. b. Hindari bias, lewat: introspeksi, dengarkan, tanyakan secara berulang-ulang, tanyakan kepada kelompok termiskin. c. Triangulasi sumber berita serta libatkan Tim Multi-disiplin perincian atau bisa juga dikatakan perincian bertanya internal beragam perspektif. d. Belajar dari serta bersama masyarakat. e. Belajar cepat lewat eksplorasi, cross-check serta jangan terpaku pada bekuan yng sudah disiapkan.
2. PRA (Participatory Rural Appraisal) PRA sepantasnya penyempurnaan dari RRA. PRA di lakukan yang dengannya bertambah tiada sekelumit melibatkan “orang internal” yng terdiri dari seluruh stakeholders yang dengannya difasilitasi oleh orang-luar yng bertambah berfungsi menjdai narasumber ataupun fasilitator dibanding menjdai instruktur ataupun guru yng menggurui. PRA merupakan suatu metode pendekatan perincian atau bisa juga dikatakan perincian mengkaji kondisi serta ke hidup-an pedesaan dari, yang dengannya, serta oleh masyarakat desa. Ataupun yang dengannya kata lain bisa disebut menjdai kelompok metode pendekatan yng memungkinkan masyarakat desa perincian atau bisa juga dikatakan perincian saling membagikan, menaikan, serta menganalisis pengetahuan orang-orang perihal kondisi serta ke hidup-an desa, membuat rencana serta bertindak (Chambers, 1996). Konsepsi dasar pandang-an PRA merupakan pendekatan yng tekanannya pada keterlibatan masyarakat internal keseluruhan kegiatan. Metode PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat menjdai peneliti, perencana, serta pelaksana program pembangunan serta bukan sekedar obyek pembangunan. Melalui PRA di lakukan kegiatan-kegiatan: a. Pemetaan-wilayah serta kegiatan yng terkait yang dengannya topik penilaian keadaan. b. Analisis keadaan yng berupa: 1) Kedaan masa lalu, saat ini, serta kecenderungannya di masa depan. 2) Identifikasi perihal perubahan-perubahan yng terlaksana serta alasan-alasan ataupun penyebabnya. 3) Identifikasi (asal) masalah serta alternatif-alternatif pemecahan masalah. 4) Kekuatan, kelemahan, kesempatan, serta ancaman ataupun analisis strength, weakness, opportunity, and treat (SWOT) terhadap seluruh pengganti pemecahan masalah. c. Pemilihan pengganti pemecahan masalah yng paling layak ataupun bisa diandalkan (bisa dilaksanakan, efisien, serta diterima oleh system sosialnya). d. Rincian perihal stakeholders serta peran yng diharapkan dari para pihak, atau jumlah serta sumber-sumber pembiayaan yng bisa diharapkan perincian atau bisa juga dikatakan perincian melaksanakan program/ kegiatan yng hendak diusulkan/ direkomendasikan. Alat-perangkat yng dipakai internal metoda PRA serupa yang dengannya yng dipakai internal metode RRA, hendak tetapi berbeda internal tingkat partisipasi dari masyarakat desa internal praktik di lapangan. Tak semisal internal RRA, masyarakat desa yng dilibatkan internal PRA memainkan peran yng bertambah besar internal pengumpulan berita, analisis data serta pengembangan intervensi semisal pada program-program pengembangan masyarakat yng didasarkan pada pengertian terhadap program secara keseluruhan. Proses ini hendak memberdayakan masyarakat serta memberikan peluang kepada orang-orang perincian atau bisa juga dikatakan perincian melaksanakan kegiatan internal memecahkan masalah orang-orang sendiri yng bertambah baik dibanding yang dengannya lewat intervensi dari luar.
B. Perbedaan RRA serta PRA Kedua metode yang telah di sebutkan saling berhubungan etar serta masing-masing menyimpan keunggulan yang dimilikinya serta kekurangannya serta mampu saling melengkapi. Akan tetapi internal perkembangannya, metode PRA tiada sekelumit dipakai internal proses pelaksanaan program pembangunan secara partisipatif, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pengawasannya. Secara umum terdapat separuh perbedaan celah RRA serta PRA (Chambers, 1996), yakni : METODE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( RRA DAN PRA )
C. Keunggulan serta kelemahan dari RRA serta PRA 1. Keunggulan internal metode RRA merupakan menjdai berikut : a. Waktu cepat, biaya murah serta hasil tak bias. b. Bisa melayani policy makers yng ingin menetapkan suatu hal yang dengannya segera serta orang-orang memerlukan berita yang terakhir sebelum kesimpulan yang telah di sebutkan diambil. c. Mampu memonitor serta mengevaluasi proyek ataupun program pembangunan. d. Mampu melakukan identifikasi serta mendiagnosa masalah ataupun isu baik dibidang penelitian maupun perencanaan. e. Bisa membantu internal pemecahan cara penyebaran tekhnologi (bertambah-bertambah lantaran kendala sosial serta ekonomi) serta bagaimana mengakomodasi keinginan masyarakat menjdai pemakain tekhnologi. f. Mampu memahami suatu permasalahan ataupun isu yang dengannya perspektif lintas disiplin. g. Data membantu internal menginterprestasikan data kuantitatif yng sudah dikumpulkan sebelumnya. Jumlah data yng tiada sekelumit serta sulit dihubungkan satu yang dengannya lain-lainnya, bisa dipecahkan yang dengannya metode RRA. 2. Kelemahan internal metode RRA merupakan menjdai berikut : a. Metode sampling diabaikan. b. Reliabilitas serta validitas berita dikumpulkan secara cepat. Yng bertambah menonjol merupakan expert judgement peneliti. c. Tak mampu mengungkapkan data kuantitatif. d. Tidak sekelumit pengambil kebijakan bertambah tertarik yang dengannya data konkret, misalnya suatu tekhnologi sudah diadopsi masyarakat sebesar 70%, daripada berita perihal adopsi tekhnologi meningkat. 3. Keunggulan PRA merupakan menjdai berikut : a. Melibatkan seluruh kelompok masyarakat. b. Keikutsertaan masyarakat miskin. c. Rasa tanggung jawab masyarakat hendak keberlangsungan program bertambah besar. d. Melibatkan gender pada program. e. Cocok diterapkan dimana saja. 4. Kelemahan PRA merupakan menjdai berikut: a. Tak seluruh fasilitator program menyandang kemampuan yng baik internal memfasilitasi masyarakat. b. Pendekatan PRA ekuivalen yang dengannya rapat-rapat, pertemuan-pertemuan, serta musyawarah-musyawarah yng sifatnya umum. c. Sebagian fasilitator belum terampil internal memfasilitasi pengolahan serta analisis berita.
PENUTUP RRA (Rapid Rural Appraisal) sepantasnya metode penilaian keadaan desa secara cepat, yng internal praktek, kegiatan RRA bertambah tiada sekelumit di lakukan oleh “orang luar” yang dengannya tanpa ataupun tiada banyak melibatkan masyarakat setempat. Meskipun Suka dikatakan menjdai teknik penelitian yng “cepat atau kasar/kotor” hendak tetapi RRA dinilai masih bertambah baik dibanding teknik-teknik kuantitatif klasik. PRA merupakan suatu metode pendekatan perincian atau bisa juga dikatakan perincian mengkaji kondisi serta ke hidup-an pedesaan dari, yang dengannya, serta oleh masyarakat desa. Ataupun yang dengannya kata lain bisa disebut menjdai kelompok metode pendekatan yng memungkinkan masyarakat desa perincian atau bisa juga dikatakan perincian saling membagikan, menaikan, serta menganalisis pengetahuan orang-orang perihal kondisi serta ke hidup-an desa, membuat rencana serta bertindak (Chambers, 1996). Konsepsi dasar pandang-an PRA merupakan pendekatan yng tekanannya pada keterlibatan masyarakat internal keseluruhan kegiatan. Metode PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat menjdai peneliti, perencana, serta pelaksana program pembangunan serta bukan sekedar obyek pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA Beebe, James. 1995 “Basic Concepts and Techniques of Rapid Appraisal”. Human Organization, vol. 54, No. 1, Spring. Chambers, R. 1996. Participatory Rural Appraisal: Memahami Desa Secara Partisipatif. Oxfam – Kanisius. Yogyakarta. Gitosaputro, S. 2006. Implementasi Participatory Rural Appraisal (Pra) Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam. Lampung. http://fkmannassri.blogspot.sg/2014/03/materi-metode-pemberdayaan masyarakat.html http://malut.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=179:mengenal-participatory-rural-appraisal-pra&catid=28:buku&Itemid=30 http://munabarakati.blogspot.sg/2014/02/makalah-pemberdayaan-masyarakat-pesisir.html http://widyaastuti-agrittude.blogspot.sg/2011/10/prinsip-prinsip-metode-atau-teknik.html Kartasasmita, G. 1997. Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembangunan Yng Berakar Pada Masyarakat . Disampaikan pada Sarasehan DPD GOLKAR Tk. I. Jawa Timur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RUMPUT BEDE/ SIGNAL (BRACHIARIA DECUMBENS)

Manfaat Kulit Ari Kedelai Sebagai Pakan Ternak