Laporan Manajemen Ternak Unggas

Laporan Manajemen Ternak Unggas selaku pilihan yang bagus buat kalian yang pengen mencari solusi penjelasan mengutip. Beberapa penjelasan lainnya bisa kalian dapatkan disini memakai baik.
http://thoms212.blogspot.com/2014/04/laporan-manajemen-ternak-unggas.html BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Latar Belakang Ternak unggas sepantasnya ternak yng menyimpan potensi alokasi atau bisa juga dikatakan bakal dikembangkan lantaran produknya quick yielding (cepat menghasilkan) serta menyimpan kandungan nilai gizi tinggi. Performans yng baik pada unggas bakal jelas andaikan faktor genetik serta lingkungan pemeliharaannya pun baik. Ayam broiler menjdai ayam ras pdaging pertumbuhannya Amat cepat lantaran menyimpan kemampuan merubah makanan selaku daging yang dengannya Amat efisien. Kemampuan ini bakal ditunjukkan pada temperatur 19-210C. (Cahyono, 1995).
Temperatur ini cuma dicapai di daerah pegunungan, misalnya daerah puncak, Jawa Barat. Didasari sifat-sifat di pada, maka bisnis peternakan broiler bisa di lakukan di Indonesia, bakal tetapi pertumbuhannya tak bisa optimal. Hal ini penyebabnya yaitu lantaran secara umum Indonesia beriklim tropis (ditinjau dari sudut geografis) yng punya temperatur udara serta kelembaban yng tinggi yng bakal menghambat pertumbuhan. Menjadikan pada kondisi ini, budidaya ayam broiler yng secara umum sepantasnya hasil pengujian di daerah sub tropis dihadapkan yang dengannya berkurangnya kemampuan alokasi atau bisa juga dikatakan bakal mencapai produksi optimal.
Produktivitas ayam broiler dipengaruhi 3 faktor, yakni: bibit, pakan serta manajemen pemeliharaan. Oleh lantaran itu, ketiga faktor ini butuh diprehatikan. Manajemen pemeliharaan ini dimulai sejak persiapan sangkar sesuai persyaratan yng ada, pemberian pakan serta vaksinasi secara teratur serta terencana. Penanganan serta pengendalian penyakit serta pemanenan yng jitu waktu. Selain itu pun Perlu diperhatikan penanganan sangkar sesudah periode pemeliharaan.manajemen pemeliharaan yng di lakukan yang dengannya baik produksi ayam broiler dapatdioptimalkan. Produksi yng optimal bisa menaikan keuntungan serta efisiensi modal.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum manajemen pemeliharaan ayam broiler ini menyimpan tujuan, yakni:
a. Agar mahasiswa serta mampu melaksanakan program pemeliharaan ternak unggas.
b. Agar mahasiswa serta mengenal penggunaan komponen-komponen internal pemeliharaan ternak unggas serta mengkombinasikannya.
c. Agar mahasiswa yang dengannya benar penggunaan brooder serta bisa mempraktikannya.
d. Agar mahasiswa perkembangan bobot badan ayam broiler tiap harinya.
e. Agar mahasiswa cara pencegahan penyakit yng berupa vaksinasi serta kapan pemberian vaksin yang telah di sebutkan.
f. Agar mahasiswa penyakit-penyakit yng Suka menjangkit ayam broiler.
g. Agar mahasiswa cara pemasaran serta harga yng berlaku di pasar
3. Waktu serta Tempat Praktikum
Praktikum manajemen ternak unggas dilaksanakan pada tanggal 20 Nopember 2010 sampai yang dengannya 21 Desember 2010, bertempat di sangkar Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, yng berada di Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ayam Broiler
Ayam broiler merupakan galur ayam hasil rekayasa teknologi yng punya karakteristik ekonomis yang dengannya ciri khas pertumbuhan cepat menjdai penghasil daging, masa panen pendek serta menghasilkan daging berserat lunak, timbunan daging baik, dada makin besar serta kulit licin (North and Bell, 1990). Pendapat dari Rasyaf (1999) ayam broiler sepantasnya ayam pedaging yng mengalami pertumbuhan pesat pada umur 1 –5 minggu. Selanjutnya dijelaskan bahwasanya ayam broiler yng berumur 6 minggu telah percis besarnya yang dengannya ayam kampung sampai umur yng dipelihara selama 8 bulan. Keunggulan ayam broiler yang telah di sebutkan didukung oleh sifat genetis serta keadaan lingkungan yng meliputi makanan, temperatur lingkungan, serta pemeliharaan. Pada biasanya di Indonasia ayam broiler telah dipasarkan pada umur 5- 6 minggu yang dengannya berat 1,3–1,6 kg walaupun laju pertumbuhannya belum maksimum, lantaran ayam broiler yng telah berat sulit dijual (Rasyaf, 1999). Ayam broiler yng baik merupakan ayam yng cepat tumbuh yang dengannya warna bulu putih, tak terdapat warna-warna gelap pada karkasnya, punya konfirmasi serta ukuran tubuh yng seragam Mountney (1983)
Pendapat dari Mountney (1983) ayam broiler yng baik merupakan ayam yng cepat tumbuh yang dengannya warna bulu putih, tak terdapat warna-warna gelap pada karkasnya, punya konfirmasi serta ukuran tubuh yng seragam. Ayam broiler bakal tumbuh optimal pada temperature lingkungan 19 – 210C (Soeharsono, 1976).
2.2 Perkandangan
Tidak kurang bahan yng dipakai menjdai instrumen litter salah satunya lumut tanah (cleat moss), bilah- bilah kayu, serabut gergaji, sekam, jagung yng dipotong- potong, daun-daun kering. Kedalaman litter maksimal Perlu tak makin dari 30 cm. Bagi atau bisa juga dikatakan bakal buah hati-buah hati ayam internal litter mula-mula Perlu tak makin dari 5-8 cm, namun berangsur- angsur bertambah seraya buah hati- buah hati ayam tumbuh(Williamson serta Payne, 1993).
Selama satu sampai lima hari pertama, lantai sangkar dialasi koran serta diganti sehari-hari. Alas koran bakal mencegah buah hati ayam memakan kulit padi ataupun lain-lainnya bila dipakai litter. Kulit padi yng tergoda oleh buah hati ayam bias memicu kematian pada ayam (Yahya, 1980).
Temperatur serta kelembaban sangkar yng tinggi berpengaruh pada penampilan ayam. Tingginya kelembaban bakal menurunkan efektivitas. Pengeluaran panas secara evaporasi baik menggunakan kulit maupun respirasi, sebaliknya temperature yng tinggi bakal memicu meningkatnya evaporasi. Pada era temperatur lingkungan mendekati ataupun percis yang dengannya temperatur tubuh ayam maka panas di internal sangkar bakal sulit dikeluarkan (Erast,1995).
2.3 Pakan serta Air Minum
Ternak bakal bisa mencapai tingkat penampilan produksi tertinggi sesuai yang dengannya potensi genetiknya bila memperolh zat-zat makanan yng dibutuhkannya. Zat makanan yang telah di sebutkan diperoleh ternak yang dengannya jalan mengkonsumsi sejumlah makanan (Sutardi,1980).
Konsumsi merupakan jumlah makanan yng terkonsumsi oleh hewan bila diberikan secara ad libitum. (Parakkasi, 1999). Konsumsi diperhitungkan dari jumlah makanan yng dimakan oleh ternak, dimana zat makanan yng dikandungnya bakal dipakai alokasi atau bisa juga dikatakan bakal mencukupi kebutuhan hidup pokok serta alokasi atau bisa juga dikatakan bakal produksi hewan yang telah di sebutkan(Tillman et al. 1991).
Air sepantasnya senyawa penting internal kehidupaan. Dua per tiga bagian tubuh hewan merupakan minuman yang dengannya banyak sekali peranan alokasi atau bisa juga dikatakan bakal ke hidup-an (Parakkasi, 1999). Pendapat dari Scott et al. (1982) , minuman menyimpan fungsi menjdai berikut : (1) zat dasar dari darah, cairan interseluler serta intraseluler yng bekerja tangkas internal transformasi zat- zat makanan, (2) penting internal mengatur suhu tubuh lantaran minuman mempunyais sifat menguap serta specific heat, (3) membantu mempertahankan homeostatis yang dengannya ikut internal reaksi serta perubahan fisiologis yng mengontrol pH, tekanan osmotis, konsentrasi elektrolit.
Kandungan minuman internal tubuh buah hati ayam berumur satu minggu merupakan 85% pada umur 42 minggu. Kehilangan minuman tubuh 10% bisa memicu keruskan yng Amat hebat serta kehilangan minuman tubuh 29% bakal memicu kematian (Wahju, 1997).
Pada ayam broiler konsumsi minuman minum erat hubungannya yang dengannya bobot badan serta konsumsi ransum. Pendapat dari Ensminger et al (1990) pada biasanya ayam mengkonsumsi minuman minum dua kali dari bobot pakan yng dikonsumsi. Konsumsi minuman minum pun bakal menaikan pada era ayam pada temperatur lingkungan yng tinggi. (May and Lott, 1992). Pendapat dari NRC (1994) konsumsi minuman minum bertambah seputar 7% setiap peningkatan suhu 10C diatas suhu 21 0C.
2.4 Manajemen Pemeliharaan
Pemanas yang dengannya suhu yng cocok merupakan hal yng penting, lantaran pertumbuhan buah hati ayam Amat dipengaruhi oleh suhu induk buatan. Terlalu panas ataupun terlalu dingin membuat pertumbuhan yng tak rata. Anak ayam kedinginan lantaran lampu tiada makin cukup memberikan panas, ditandai yang dengannya bergerombolnya buah hati ayam di seputar lampu panas. Anak ayam kepanasan, nafasnya terengah-engah, sayapnya dibuka. Lampu pemanas memberikan kehangatan yng cukup terlihat dari tersebarnya buah hati ayam dibawah induk buatan yang dengannya merata (Yahya, 1980).
Temperature yng terlalu panas ataupun terlalu dingin bakal berakibat tiada makin baik pada ayam. Temperatur yng terlalu panas bakal memicu ayam tiada makin makan serta tiada kurang minum. Temperature yng terlalu dingin memicu ayam berhimpitan mendekati panas. Hal ini bisa memicu kematian. Selain itu lantaran terlalu dekat yang dengannya pemanas maka bisa memicu terjadinya dehidrasi menjadikan pertumbuhan bisa terganggu (Anton,1993).
2.5 Penyakit serta Pencegahan
Vaksinasi ND mutlak Perlu di lakukan. Vaksinasi pertama kali Perlu di lakukan yakni yang dengannya vaksin in tangkas. Kebugaran atau kesehatan ayam Perlu baik pada era pemberian vaksin. Dua hari sebelum vaksin ayam butuh di kasih vitamin ekstra semisal vita strong serta vita chik selama 2-5 hari sesudah vaksinasi. Pemberian antibiotik serta vaksinasi bisa mencegah stess serta efek samping yng merugukan (Yahya, 1980).
2.6 Analisa Bisnis Ayam Broiler
Bagi atau bisa juga dikatakan bakal mencapai pembangunan pertanian pada biasanya serta sektor peternakan khususnya, maka menjdai penunjang kebutuhan protein hewani yng sepantasnya bagian dari kebutuhan dasar kita-kita butuh di usahakan produktifitas yng maksimal menjadikan bisa menaikan pendapatan petani peternak. Dalam upaya pemenuhan protein hewani serta peningkatan pendapatan peternak, maka pemerintah serta peternak sudah mencoba mendayagunakan sebagian besar sumber komoditi ternak yng dikembangkan, diantaranya merupakan ayam pedaging (broiler). Sebagaimana diketahui ayam broiler sepantasnya ternak penghasil daging yng relatif makin cepat dibandingkan yang dengannya ternak potong lain-lainnya. Hal ini ia yng medorong menjadikan tiada kurang peternak yng mengusahakan peternakan ayam broiler ini. Perkembangan yang telah di sebutkan didukung oleh makin kuatnya industri hilir semisal perusahaan pembibitan (Breeding Farm), perusahaan pakan ternak (Feed Mill), perusahaan obat hewan serta perlengkapan peternakan (Saragih, 2000).
Keberlanjutan bisnis peternakan ini ditentukan oleh gambaran finansial bisnis, karena kemampuan suatu bisnis peternakan internal mengembangkan modal terukur internal parameter investasi semisal kemampuan bisnis mengembangkan modal awal makin besar daripada bunga bank, keuntungan bisnis pada tahun-tahun mendatang serta juga lain-lainya. Yang dengannya kata lain bisnis peternakan yang telah di sebutkan bisa bertahan andai keuntungan yng diperoleh makin besar daripada biaya yng dikeluarkan dimana semuanya itu Perlu diputuskan layak secara finansial (Fatah, 1994).
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. , 1985.Ilmu Makanan Ternak. UI. Press. Jakarta.
Anonymous. 1990. Pedoman Pengendalian Hewan Menular. Direktorat Jendral Peternakan. Jakarta
North, M. O. and D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Product Manual. 4th
Ed. Van Nostrand Reinhold. New York.
Cahyono, bambang, 1995. Cara Menaikan Budidaya Ayam Ras Pedaging. Yayasan Pustaka Nusantara . Yogyakarta.
Rasyaf, M., 1994. Makanan Ayam Broiler. PT. Kanisius. Yogyakarta.
Rasyaf, M., 1994. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rasyaf, M., 1994. Pengelolaan Bisnis Peternakan Ayam Pedaging. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Soeharsono, 1997. Respon Broiler Terhadap Banyak sekali Kondisi Lingkungan. Direktorat Pembinaan Penelitian, Direktorat Pendidikan Tinggi. Departemen P serta K. Jakarta.
Williamson, G serta W.J.A. Payne, 1993.Pengantar Peternakan Di Daerah Tropis. UGM Press. Yogyakarta.
Yahya, Drs., 1980. Ayam Sehat Ayam Produktif. I. Bandung.
Anggorodi, R. 1980. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Rakhmawati, U. 2002. Pengaruh penambahan supernatant jamur the kambucha (Cembuya orientalis) internal ransum serta minuman minum terhadap performans ayam broiler. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rasyaf, M. 1999. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan Keemp[at Belas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Siregar, A. P., N. Sabrani serta S. Pramu. 1982. Teknik Beternak Ayam Pedaging di Indonesia. Margie Group. Jakarta.
Tillman, A. D., H., Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo serta S. Lebdosoekodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan Kelima. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Lantaran Isi laporan praktikum ini Amat ramai sekali, cuma aku tulis sebagiannya saja. Bagi atau bisa juga dikatakan bakal memperoleh Laporan Manajemen Ternak Unggas ini silahkan download di bawah ini :

Laporan Manajemen Ternak Unggas
password rar : thoms212.blogspot.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

METODE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( RRA DAN PRA )

Manfaat Kulit Ari Kedelai Sebagai Pakan Ternak

PENDUGAAN BOBOT BADAN TERNAK DENGAN BERBAGAI MACAM RUMUS