LAPORAN PRAKTIKUM ABATOIR

LAPORAN PRAKTIKUM ABATOIR bagai pilihan yang bagus buat kalian yang pengen mencari solusi penerangan memungut. Beberapa penerangan lainnya bisa kalian dapatkan disini oleh baik.
Konsumsi daging di masyarakat masih Amat tinggi meskipun harga daging tinggi, apalagi di era hari raya permintaan daging bakal meningkat oleh karena itu pasar daging masih berpotensi cerah serta sampai kapanpun daging masih dikonsumsi meski persentase kebutuhan tak terlalu tinggi. Pada era ini pemenuhan kebutuhan daging bermula dari peternak-peternak tradisional yng pun dipelihara secara tradisional. Umumnya peternak-peternak ini berternak sampai ternaknya siap perincian atau bisa juga dikatakan buat dipotong yng lantas dijual ke RPH (Rumah Potong Hewan) di kota yang telah di sebutkan perincian atau bisa juga dikatakan buat selanjutnya dilaksanakan pemotongan yng pada alhasil hasil-hasil potongan ini dijual ke pasaran. Bagi atau bisa juga dikatakan buat itu peran RPH Amat berguna perincian kebutuhan konsumsi daging masyarakat. Kegiatan pemotongan hewan potong diadakan di rumah potong hewan, adapun arti dari rumah potong hewan (RPH) sepantasnya suatu bangunan yang dengannya desain tertentu yng dipakai menjdai tempat menggunting hewan selain unggas perincian konsumsi masyarakat luas. Bisnis pemotongan hewan sepantasnya bisnis kegiatan yng di lakukan perseorangan ataupun badan hukum yng melakukan pemotongan hewan di rumah pemotongan hewan milik sendiri ataupun pihak lain ataupun menjual jasa pemotongan hewan. Pemotongan hewan potong merupakan kegiatan perincian atau bisa juga dikatakan buat menghasilkan daging yng terdiri dari ante mortem (pemeriksaan kebugaran atau kesehatan sebelum menyembelih, penyembelihan, penyelesaian penyembelihan serta pemeriksaan post mortem (pemeriksaan kebugaran atau kesehatan sesudah menyembelih), yng salah satunya hewan potong merupakan sapi, domba, kambing, kerbau, kuda. Karkas merupakan bagian hewan potong yng disembelih sesudah kepala serta kaki dijauhkan, dikuliti, serta isi rongga perut serta dada dikeluarkan. Pemotongan ataupun penyembelihan ternak yng di lakukan di RPH Perlu bisa memenuhi sebagian syarat yng sesuai yang dengannya aturan yng berlaku serta pun perincian atau bisa juga dikatakan buat memenuhi daging yng ASUH (Aman, Sehat, Utuh serta Halal) agar bisa memenuhi kebutuhan, keamanan serta kebugaran atau kesehatan pangan masyarakat veteriner. Tempat pemotongan sepantasnya tempat dimana kita bisa melihat teknik pemotongan serta cara perlakuan sebelum serta sesudah ternak disembelih ataupun dipotong. Sapi, kambing/domba serta babi sepantasnya sumber protein yng bisa dikonsumsi serta dimanfaatkan hasil nya. Daging merupakan satu dari sekian banyaknya yang diciptakan yng diambil dari hewan-hewan yang telah di sebutkan, dimana di dalamnya menyimpan kandungan protein yng bermula dari hewan ataupun yng biasa disebut yang dengannya protein hewani. Bagi atau bisa juga dikatakan buat mendapatkan daging, sebelumnya di lakukan penyembelihan berlebi dahulu yng lantas diperoleh hasil yng dimau-kan serta hasil ikutan lain-lainnya yng pun bisa dimanfaatkan. Proses penyembelihan pun menggunakan cara-cara yng sudah ditetapkan. B. Tujuan Praktikum 1. Pemotongan Sapi a. Agar mahasiswa bisa mengenal, membedakan serta melaksanakan proses pengistirahatan ternak, penyembelihan ternak, pemotongan kepala serta kaki, pengulitan, eviserasi, prosesing kepala serta jeroan, serta pemotongan karkas. b. Agar mahasiswa bisa mengenal perlengkapan yng dipakai pada proses pemotongan sapi c. Agar mahasiswa bisa mengenal daerah pemasaran dari hasil pemotongan sapi di Surakarta 2. Pemotongan Kambing/Domba a. Agar mahasiswa bisa mengenal, membedakan serta melaksanakan proses pengistirahatan ternak, penyembelihan ternak, pemotongan kepala serta kaki, pengulitan, eviserasi, prosesing kepala serta jeroan, serta pemotongan karkas. b. Agar mahasiswa bisa mengenal perlengkapan yng dipakai pada proses pemotongan kambing/domba c. Agar mahasiswa bisa mengenal daerah pemasaran dari hasil pemotongan kambing/domba di Surakarta 3. Pemotongan Babi a. Agar mahasiswa bisa mengenal, membedakan serta melaksanakan proses pengistirahatan ternak, penyembelihan ternak, pemotongan kepala serta kaki, pengulitan, eviserasi, prosesing kepala serta jeroan, serta pemotongan karkas. b. Agar mahasiswa bisa mengenal perlengkapan yng dipakai pada proses pemotongan babi c. Agar mahasiswa bisa mengenal daerah pemasaran dari hasil pemotongan babi di Surakarta C. Waktu serta Tempat Praktikum Praktikum Abatoar serta Teknik Pemotongan Ternak ini dilaksanakan pada : 1. Pemotongan sapi dilaksanakan pada hari Rabu 24 Oktober 2012 pukul 02.00-04.00 di RPH Jagalan, Surakarta. 2. Pemotongan kambing/domba dilaksanakan pada hari Selasa 23 Oktober 2012 pukul 02.00-04.00 di RPH Pasar Kliwon, Surakarta. 3. Pemotongan babi dilaksanakan pada hari Rabu 24 Oktober 2012 pukul 04.00-05.30 di Rumah Potong Babi Jagalan, Surakarta. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemotongan Sapi Metode pelaksanaan pemotongan ternak yng berlaku di Indonesia ada dua cara yakni yang dengannya pemingsanan serta tanpa pemingsanan. Metode yang dengannya pemingsanan umumnya di lakukan oleh RPH modern serta besar serta sebelum di lakukan pemotongan berlebi dahulu diadakan pemingsanan agar ternak tak stress serta hening perincian pemotong. Bagi atau bisa juga dikatakan buat metode tanpa pemingsanan umumnya di lakukan di rumah potong tradisional, penyembelihan yang dengannya cara ini ternak direbahkan yang dengannya paksa yang dengannya tali yng diikatkan pada kaki-kaki ternak yng dihubungkan yang dengannya ring-ring besi pada rumah potong tradisional, yang dengannya memungut tali-tali ternak bakal roboh. Perlakuan ini bakal memicu ternak terasa sakit lantaran masih sadar (Kartasudjana, 2001). Seluruh sapi yng bakal dipersiapkan perincian atau bisa juga dikatakan buat dipotong Perlu diperlakukan yang dengannya baik. Sapi ditempatkan di tempat tertentu yng cukup tenang. Sapi Perlu diberi peluang beristirahat yng cukup. Sapi yng datang dari luar daerah yng jauh Perlu diistirahatkan berlebi dahulu agar tak tertekan. Sapi yng mengalami perlakuan kasar bakal menghasilkan goncangan yng berat. Sapi pun Perlu mendapatkan jaminan makanan serta minuman (Sugeng, 2003). Tahapan prose ante mortem merupakan tahapan yng menyangkut pemeriksaan kebugaran atau kesehatan, berat badan, jenis kelamin serta umur ternak yng bakal dipotong. Pemeriksaan kebugaran atau kesehatan ternak bertujuam menjaga pecinta yang diciptakan otomotif dari adanya penyakit menular. Sebelum dipotong, ternak dipuasakan berlebi dahulu. Pemuasaan ternak kira-kira 12 – 24 jam, agar ternak mengeluarkan sebagian kotoran serta darah secara tuntas. Tahapan proses post mortem merupakan tahapan yng menyangkut proses pemeriksaan, pelayuan, pendinginan, serta pengangkutan karkas (Murtidjo, 1993). Didasari system HACCP maka dikenali ada empat kendali titik kritis selama proses penyembelihan di RPH yakni pelepasan kulit, pengeluaran jeroan, pemisahan tulang serta pendinginan. Titik kendali kritis ini Perlu bisa dikendalikan perincian atau bisa juga dikatakan buat menekan pencemaran mikroba pada daging. Selama proses penyembelihan di RPH disarankan para pekerja mempergunakan dua pisau yang dengannya cara bergantian satu dari sekian banyaknya pisau direndam internal larutan panas >82o C perincian atau bisa juga dikatakan buat menghindari pencemaran silang (Bolton el al, 2001). Mungkin sapi mati sesudah proses stunning itu ada, hal ini terlihat darah keluar yng keluar tak merah segar namun bervariasi dari merah ke coklat kehitaman, serta keluar darahnya pun tak selancar serta sebanyk sapi yng disembelih tanpa di stunning. Ada yng menjelaskan ini bergantung dari teknik stunningnya, namun mengingat ketahanan setiap hewan bervariasi besar maka resiko kematian sesudah stunning serta sebelum pemotongan masih besar (Apriyantono, 2004). B. Pemotongan Kambing / Domba Pendapat dari Soeparno (1998), yng menyatakan bahwasanya syarat-syarat yng Perlu dipenuhi internal penyembelihan ternak merupakan 1) ternak sehat, Perlu didasari pemeriksaan dokter hewan yng berwenang; 2) ternak tak internal kondisi lelah ataupun habis dipekerjakan; 3) ternak telah tak produktif lagi ataupun tak dipergunakan menjdai bibit. Metode penyembelihan ada dua, yakni metode konvensional serta yang dengannya metode modern, yakni yang dengannya mempergunakan stunning gun. Penggunaan stunning gun bisa merusak otak serta kerusakannya menyebar ke daging. Selain itu penggunaan kejutan pun bisa menghentikan detak jantung. Kualitas daging yng didapatkan enggak makin higienis lantaran darah tak keluar secara optimal akibat berhentinya detak jantung (Anonim, 2007). Penyembelihan hewan di lakukan yang dengannya proses menjdai berikut: 1. Penyembelihan di lakukan pada era hewan masih sehat serta hidup 2. Sebaiknya binatang yng bakal disembelih disenang-senangkan dulu, tak stress serta ditempatkan di tempat penampungan internal waktu sebagian jam (tak langsung turun dari kendaraan) 3. Proses penyembelihan hewan di lakukan yang dengannya menggunting tiga saluran, yakni : saluran pernafasan, saluran pencernaan serta pembuluh darah nadi. 4. Pada era menyembelih hewan, sebelumnya berdoalah 5. Sebaiknya pemotong melakukan proses penyembelihan yang dengannya menghadap kiblat 6. Proses pemotongan cuma di lakukan internal satu kali pengerjaan, tak mampu diulang-ulang andai satu dari sekian banyaknya saluran yang telah di sebutkan belum terputus 7. Binatang Perlu benar-benar telah internal keadaan mati sebelum di lakukan proses lanjutan (pemberian larutan panas, penghilangan bulu, pembongkaran karkas, dll), Pada pemotongan hewan perincian atau bisa juga dikatakan buat dimanfaatkan produknya menjdai makanan maka tak boleh meninggalkan residu apapun pada yang diciptakan uang ada. Hewan yng dipotong Perlu diklasifikasikan lagi yakni ternak yng telah tak produktif. Pemotongan betina produktif bagai ilegal lantaran melanggar undang-undang yng berlaku jadi Perlu benar-benar yng telah tak mampu melakoni fungsi utama agat mampu makin berguna di akhir hidupnya (Setiatin, 2004). Karkas merupakan tubuh ternak yng sudah disembelih serta dijauhkan kepala, keempat kaki, kulit, darah, serta peranti-peranti jerohannya, sedangkan dressing percentage ataupun persentasi karkas merupakan perbandingan berat karkas yang dengannya bobot hidup waktu disembelih dikalikan yang dengannya 100%. Karkas pada kambing domba bisa dibagi bagai karkas kiri (karkas bagian tubuh sebelah kiri) serta karkas kanan (karkas bagian tubuh sebelah kanan) (Santosa, 2004). C. Pemotongan Babi Pada babi, pemotongannya menyimpan perbedaan yng menonjol, perbedaan yang telah di sebutkan merupakan tak di lakukan penyembelihan, karkas tak dikuliti serta adanya proses pengerokan bulu. Pada proses pemotongan babi ada proses penyeduhan perincian atau bisa juga dikatakan buat membuat mudah pengerokan bulu. Rendaman karkas dari pemotongan babi cukup tinggi yakni 60-70% lantaran bagian kulitnya tetap menempel bersama karkas. Penyimpanan serta pematangan daging babi dibutuhkan perincian atau bisa juga dikatakan buat menghasilkan mutu daging yng tinggi. Di samping RPB Perlu terpisah RPH lain tempat penangannya pun Perlu terpisah satu percis lain (Anonim, 2009). Sebelum disembelih, seharusnya ternak diistirahatkan agar tida stres serta kelelahan, bila ternak yang telah di sebutkan mengalami kelelahan sesudah mengalami perjalanan jauh maka mampu berdampak pada daging. Daging ternak yng mengalami kelelahan bercirikan warna gelap, tekstur keras kering, menyimpan pH tinggi, daya mengikat larutan tinggi, peristiwa yang telah di sebutkan dinamakan daging Dark Firm Dry (DFD). Yng lantas terlaksana perubahan internal fisik kimia maupun sensori (Wulf et al, 2002). Pembatasan ataupun pengontrolan pemberian pakan pada babi grower serta finisher telah biasa di lakukan di Eropa. Alasan utama pembatasan ini merupakan harga karkas yng bergantung dari tebal lemak punggung yng berlebihan. Keuntungan lain dari pembatasan ini merupakan efisiensi penggunaan makanan serta mengurangi banyaknya makanan yng terbuang. Hasil pemotongan ternak bisa dibagi bagai dua bagian, yakni bagian karkas serta bagian bukan karkas. Bagian karkas menyimpan nilai ekonomi yng makin tinggi, sesuai yang dengannya tujuan pemotongan ternak yakni perincian atau bisa juga dikatakan buat memperoleh daging. Ada sebagian persyaratan perincian atau bisa juga dikatakan buat mendapatkan hasil pemotongan yng baik, yakni: (1) ternak Perlu tak diperlakukan secara kasar, (2) ternak Perlu tak mengalami stress, (3) penyembelihan serta pengeluaran darah Perlu secepat serta sesempurna bisa jadi, (4) kerusakan karkas Perlu minimal, serta cara pemotongan Perlu (5) higienis, (6) ekonomis, (7) hening perincian pekerja abatoar (rumah tempat pemotongan hewan) (Sinaga, 2009). Cara-cara pengeluaran darah : 1. Di lakukan yang dengannya cara menggunting pembuluh darah di leher ataupun menusukkan pisau ke jantung. Genakan pisau yng Amat tajam agar tak menyiksa hewan. 2. Darah dari tubuh hewan yng dipotong sebaiknya dikeluarkan sebanyk bisa jadi. 3. Andai darah dari hewan potong tak dikeluarkan sebanyk bisa jadi, maka darah yang telah di sebutkan bakal tertahan di internal daging ataupun daging masih menyimpan kandungan enggak kurang darah.Andai daging masih enggak kurang menyimpan kandungan darah, maka daging yang telah di sebutkan cepat sekali bagai busuk. Daging busuk menyimpan kandungan enggak kurang kuman, tak bergizi serta terdapat bau yng tak sedap (Anonim, 2003). Pemeriksaan sebelum penyembelihan (ante mortem) di lakukan paling lama 24 jam sebelum disembelih yng bertujuan agar cuma hewan yng sehat saja yng disembelih. pemingsanan bisa merusak otak serta kerusakannya menyebar ke daging. Selain itu pemingsanan yang dengannya penggunaan kejutan pun bisa menghentikan detak jantung menjadikan kualitas daging yng didapatkan enggak makin higienis lantaran darah tak keluar secara optimal akibat berhentinya detak jantung (Anonim, 2007). III. MATERI DAN METODE A. Pemotongan Sapi 1. Materi a. RPH Jagalan Surakarta b. Sapi peranakan Simpo 2. Metode a. Meminta ijin berlebi dahulu kepada petugas yng ada di RPH sapi yang telah di sebutkan yang dengannya didampingi oleh assisten. b. Mengamati cara penanganan prosesing pemotongan dari ternak sapi yng datang, pengistirahatan, persiapan penyembelihan, pemotongan kepala serta kaki, pengulitan, eviserasi, prosesing kepala serta jeroan serta pemotongan karkas. c. Mengamati bagaimana cara penanganan limbah yng meliputi penampungan darah, pembuangan isi rumen serta penanganan kulit sapi. d. Mengamati perlengkapan yng dipakai pada prosesing pemotongan ternak sapi serta bagaimana cara penggunaannya. e. Membuat laporan tatkala dari hasil yng sudah diamati serta berharap pengesahan dari assisten. B. Pemotongan Kambing/Domba 1. Materi a. RPH Pasar Kliwon Surakarta b. Kambing kacang, domba ekor gemuk, domba ekor tipis 2. Metode a. Meminta ijin berlebi dahulu kepada petugas yng ada di RPH domba/kambing yang dengannya didampingi oleh asisten. b. Mengamati cara penanganan prosesing pemotongan dari ternak kambing/domba, pengistirahatan, persiapan penyembelihan, penyembelihan, pemotongan kepala serta kaki, pengulitan, eviserasi, prosesing kepala serta jeroan serta pemotongan karkas. c. Mengamati cara penanganan limbah yng meliputi penampungan darah, pembuangan isi rumen, penanganan kulit, serta perlengkapan yng dipakai pada prosesing pemotongan kambing/domba serta bagaimana cara pengunaannya. d. Membuat laporan tatkala dari hasil yng sudah diamati serta berharap pengesahan dari assisten. C. Pemotongan Babi 1. Materi a. RPH Jagalan Surakarta b. Babi landrace serta yorkshire 2. Metode a. Meminta ijin berlebi dahulu kepada petugas yng ada di RPH babi yang telah di sebutkan yang dengannya didampingi oleh assisten. b. Mengamati cara penanganan prosesing pemotongan dari ternak babi yng datang, pengistirahatan, persiapan penyembelihan, pemotongan kepala serta kaki, pengulitan, eviserasi, prosesing kepala serta jeroan serta pemotongan karkas. c. Mengamati cara penanganan limbah yng meliputi penampungan darah, pembuangan isi rumen serta penanganan sisa scalding. d. Mengamati perlengkapan yng bakal dipakai internal prosesing pemotongan ternak babi serta bagaimana cara penggunaannya. e. Membuat laporan tatkala dari hasil yng sudah diamati serta berharap pengesahan dari assisten. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pemotongan Sapi 1. Hasil Pengamatan a. Cara pengistirahatan/pemuasaan Sapi yng masuk di RPH perincian atau bisa juga dikatakan buat dipotong, dimasukkan kedalam sangkar minimal 11-24 jam perincian atau bisa juga dikatakan buat diistirahatkan lantas di lakukan pemeriksaan ante mortem. Pemuasaan tak di lakukan namun di kasih pakan serta minum internal jumlah yng enggak banyak. b. Cara Pemingsanan Sebelum dipotong tak di lakukan pemingsanan lantaran enggak makin efisien serta biaya yng tak mencukupi perincian atau bisa juga dikatakan buat penanganan. c. Cara Penyembelihan Penyembelihan diawali yang dengannya pengikatan kaki belakang pada tiang lantas kaki kiri depan serta belakang diikat. Tali pengikat kaki belakang ditarik menjadikan sapi terjatuh dilantai. Lantas sesudah ternak terjatuh langsung di lakukan penyembelihan oleh jagal. Penyembelihan yang dengannya menggunting saluran pernapasan, saluran makanan, vena jugularis serta arteri karotid. d. Cara Pengulitan Pengulitan di lakukan seketika sesudah ternak sudah dipotong, walaupun ternak belum sepenuhnya mati. Bagi atau bisa juga dikatakan buat satu ekor sapi ada sebagian orang yng menangani, menjadikan ada yng menguliti dimulai dari leher, serta ada yng mengawali dari kaki bagian bawah. Pengulitan dimulai dari leher sampai bagian punggung serta yng yang terakhir pada bagian ekor yng disertai yang dengannya pemotongan ekor. Sesudah selesai pengulitan, kulit dilipat serta disimpan. e. Cara Eviserasi Eviserasi di lakukan sesudah penyembelihan serta pengulitan yakni yang dengannya cara memungut kaki bagian belakang yang dengannya peranti pengikat sampai-sampai posisi kepala berada ataupun menghadap ke bawah. Pengeluaran bagian internal dimulai yang dengannya membelah rongga dada sampai pada abdominal, lantas pengeluaran jantung, ginjal, paru-paru serta hati. Sedangkan pada daerah abdominal dibelah serta mengeluarkan rumen. f. Cara Karkasing Karkasing di lakukan sesudah proses eviserasi selesai. Pada era karkasing, dijauhkan seperempat bagian depan dimulai dari paha depan serta seperempat bagian belakang di lakukan tengah rusuk 12 serta 13.. Badan dibagi bagai dua bagian, yakni tulang punggung serta ekor diambil lantas daging dijauhkan dari tulang serta kepala, sesudah itu di lakukan penimbangan karkas. g. Cara Pelayuan RPH Jagalah tak melakukan proses pelayuan, lantaran ternak yng sudah melakukan proses pemotongan sampai karkasing bakal segera diambil oleh pedagang-pedagang perincian atau bisa juga dikatakan buat langsung dijual. h. Cara penanganan kepala serta kaki Penganganan yng di lakukan pada kepala yakni memisahkan kulit-kulit yng ada pada bagian kepala serta selanjutnya pada kaki depan dipotong berlebi dahulu lantas siap dipasarkan. i. Cara penanganan darah Penanganan pada darah sapi merupakan yang dengannya menampung darah di internal wadah yng diberi larutan serta garam, darah yng sudah ditampung dibiarkan menjendal ataupun koagulasi. Tujuan pemberian garam yakni perincian atau bisa juga dikatakan buat mempercepat proses penggumpalan. Dipotong dadu agar bisa membuat mudah perincian atau bisa juga dikatakan buat penjualan, umumnya ada pedagang langsung yng datang perincian atau bisa juga dikatakan buat mengambilnya sendiri serta dijual langsung diantarkan kepada pecinta yang diciptakan otomotif harga per kilonya mencapai Rp. 3.000,- j. Cara penanganan isi rumen Penanganan rumen sebelum pencucian di lakukan post mortem andaikan jerohan yang telah di sebutkan layak perincian atau bisa juga dikatakan buat di konsumsi maka rumen tempatkan internal kereta dorong lantas dibawa ketempat pembersihan, serta disemprot yang dengannya larutan. k. Perlengkapan yng dipakai: - Pisau - Ember - Kapak - Bak penampung darah - Katrol - Alat penggantung - Selang larutan - Timbangan - Tali - Tangga - kereta dorong 2. Pemaparan a. Cara Pengistirahatan Di RPH Jagalan sebelum di lakukan pemotongan, sapi-sapi yang telah di sebutkan diistirahatkan internal sangkar bakal tetapi tanpa di lakukan pemuasaan. Pengistirahatan ternak bertujuan agar disaat disembelih darah bisa keluar sebanyk bisa jadi serta ternak tak mengalami stress. Pengistirahatan di RPH Jagalan di lakukan selama 12 jam, pengistirahatan selama 12 jam ini telah cukup perincian atau bisa juga dikatakan buat mengurang stress pada ternak menjadikan pada era pemotongan, darah bisa keluar yang dengannya lancar. Selama pengistirahatan di lakukan pemeriksaan ante mortem yakni pemeriksaan penyakit serta abnormalitas pada ternak sebelum dipotong umumnya dilihat dari fisiknya erhadap hama serta penyakit, pernafasan serta pemeriksaan feses. Biasanya penyakit yng menyerang merupakan cacing. Pemuasaan pada ternak sebelum dipotong di RPH Jagalan tak di lakukan. Ternak masih diberi pakan namun porsi pemberiannya dikurangi, hal ini bertujuan agar bobot badan sapi tak susut terlalu enggak kurang. b. Cara Pemingsanan Pemingsanan (Stunning) pada sapi tak di lakukan di RPH Jagalan. Karena andai di lakukan pemingsanan berlebi dahulu bisa memicu daging yng diperoleh dari sapi yng disembelih tadi bakal berwarna gelap lantaran ternak terkejut di kenai peranti pemingsan. Hal ini Amat bertentangan yang dengannya teori yng menyebutkan bahwasanya pemingsanan dilaksanakan yang dengannya alasan perincian atau bisa juga dikatakan buat keamanan, menghilangkan rasa sakit sesedikit bisa jadi pada ternak selain itu pun membuat mudah penyembelihan serta kualitas kulit serta karkas yng diperoleh makin baik. c. Cara Penyembelihan Sebelum di lakukan penyembelihan, sapi berlebi dahulu direbahkan ke kiblat barat yang dengannya mengikat keempat kaki serta moncongnya, hal ini di lakukan perincian atau bisa juga dikatakan buat mempermudah proses penyembelihan serta keamanan internal melaksanakan proses penyembelihan lantaran di RPH ini pemingsanan pada sapi tak di lakukan. Lantas penyembelihan di lakukan yang dengannya meletakkan pisau pada leher serta menggunting pembuluh arteri karoted serta vena jugularis. Cara penyembelihan telah sesuai yang dengannya teori, yakni penyembelihan dilaksanakan yang dengannya menggunting kerongkongan, jalan pernapasan serta dua urat darah pada leher. Selanjutnya di lakukan penyembelihan yang dengannya posisi ternak yng menggantung, menjadikan memicu darah keluar yang dengannya sempurna. d. Cara Pengulitan Pengulitan di lakukan di lantai yng diawali yang dengannya membuka kulit pada masing-masing pergelangan kaki kaki lantas dilanjutkan yang dengannya menyayat serta membuka kulit pada daerah dada serta perut yang dengannya mempergunakan pisau pengulitan. Sesudah itu enggak banyak demi enggak banyak sapi ditarik sambil di lakukan pengulitan pada bagian punggung sampai selesai serta lantas sapi digantung. Metode ini sudah sesuai yang dengannya teori yng ada yakni, pengulitan dimulai sesudah di lakukan pemotongan kepala serta keempat kaki bagian bawah. Pengulitan di RPH Jagalan di lakukan oleh sebagian orang jadi ada yng mengawali dari kaki bawah serta ada yng sejak dari leher. e. Cara Eviserasi Eviserasi sepantasnya pengeluaran organ internal yang dengannya membelah rongga dada sampai abdominal yang dengannya mempergunakan kapak, sesudah terbelah maka dikeluarkan saluran pernapasan serta saluran pencernaan. Tujuan dari eviserasi merupakan mengeluarkan organ pencernaan (rumen, intestinum, hati, empedu) serta isi rongga dada (jantung, esophagus, paru serta trachea). Eviserasi di RPH Jagalan di lakukan sesudah pengulitan selesai yakni yang dengannya cara sapi digantung yang dengannya posisi kedua kaki belakang diatas lantas eviserasi di lakukan yang dengannya cara membelah rongga dada serta rongga perut yang dengannya membuat sayatan sepanjang ventral tengah abdominal, lalu mengeluarkan rongga perut yng terdiri dari intestinum, mesentrium, rumen serta bagian lain dari lambung, hati, empedu serta kandung kemih, diafragma dibuka serta lantas mengeluarkan rongga dada yng terdiri dari jantung, paru serta trakea. f. Karkasing Langkah-langkah karkasing yng di lakukan di RPH Jagalan telah sesuai yang dengannya teori yng ada yakni pembelahan dilaksanakan yang dengannya membagi karkas bagai dua bagian sebelah kanan serta kiri yang dengannya mempergunakan gergaji pas pada garis tengah punggung. Karkas dirapikan yang dengannya melakukan pemotongan pada bagian – bagian yng enggak makin berguna serta ditimbang perincian atau bisa juga dikatakan buat mendapatkan berat karkas segar. Bagi atau bisa juga dikatakan buat memperoleh karkas yng menyimpan kualitas baik, maka karkas disemprot yang dengannya larutan tekanan tinggi serta dilanjutkan yang dengannya dicuci larutan Anget yng dicampur garam, serta dibungkus yang dengannya kain putih perincian atau bisa juga dikatakan buat merapikan lemak subkutan. g. Cara Pelayuan Tujuan dari pelayuan merupakan perincian atau bisa juga dikatakan buat mengurangi suhu daging serta mendinginkan serta mempermudah proses grading (penilaian kualitas karkas). Di RPH jJagalan tak di lakukan pelayuan, karena daging yng sudah dipotong langsung dibeli pecinta yang diciptakan otomotif serta dipasarkan. Akan tetapi sebaiknya di lakukan pelayuan pada suhu 280 sampai 320 F pada ruang pendingin selam 12 sampai 24 jam agar panas tubuhnya bisa berkurang. Karkas lantas dimasukkan internal ruang pendingin yang dengannya suhu 320 sampai 340F perincian atau bisa juga dikatakan buat penyimpanan selanjutnya. h. Penanganan kepala serta kaki Penanganannya sepantasnya kepala serta kaki di lakukan pengerokan bulu serta pembersihan pada kedua bagian yang telah di sebutkan, sesudah bersih kepala serta kaki mampu langsung dijual ataupun ditampung oleh pedagang khusus. i. Penanganan darah Darah ditampung pada tempat penampung darah yng diberi garam serta larutan, tujuannya agar darah cepat membeku serta terhindar dari mikrobia, sesudah membeku darah dipasarkan sesuai pesanan. Ditinjau dari kebugaran atau kesehatan, penanganan darah perincian atau bisa juga dikatakan buat dikonsumsi Amat tak dibenarkan karena darah sepantasnya media perincian atau bisa juga dikatakan buat pertumbuhan serta perkembangan bakteri. Jadi darah sepantasnya limbah. j. Penanganan isi rumen Sesudah isi rumen dikeluarkan dari rongga perut maka selanjutnya ditaruh ke kereta dorong yng selanjutnya dilakuan pembersihan yang dengannya larutan bertekanan tinggi. Rumen dibawa ke tempat pembersihan jeroan. Isi rumen dikeluarkan serta dialirkan ke penampungan perincian atau bisa juga dikatakan buat disaring oleh penyaring. Sesudah disaring, bakal disalurkan ke sungai-sungai. k. Perlengkapan yng dipakai Perlengkapan yng dipakai pada pemotongan sapi di RPH Jagalan merupakan: 1. Pisau tajam yng dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat menyembelih sapi 2. Kapak yng dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat membelah tubuh sapi bagai dua pada bagian garis punggung. 3. Ember dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat menampung ait yng dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat membersihkan perlengkapan yng dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat menyembelih. 4. Bak penampung darah yng dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat menampung darah pada era penyembelihan berlangsung serta perincian atau bisa juga dikatakan buat pembuatan saren. 5. Alat penggantung yng dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat menggantung sapi pada era pengeluaran jerohan serta karkasing. 6. Selang larutan dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat membersihkan lantai serta membersihkan isi rumen. 7. Tali yng dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat mengikat kaki serta moncong pada era penyembelihan. 8. Timbangan yng dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat menimbang karkas yng sudah diperoleh. 9. Gerobak dorong yng dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat mengangkut jeroan isi rongga dada serta pun isi rongga perut 10. Tangga dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat peranti bantu internal menyembelih agar terlaksana kesamaan posisi tengah sapi yng disembelih yang dengannya penyembelih 11. Katrol dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat mengatrol/membantu mengangkat peranti penggantung B. Pemotongan Kambing/Domba 1. Hasil Pengamatan a. Cara Pengistirahatan Ternak ditempatkan pada sangkar pengistirahatan, tak diberi makan ataupun dipuasakan enggak makin makin selama 16 jam. b. Cara Pemingsanan Pemingsanan pada kambing/domba tak di lakukan c. Cara Penyembelihan Penyembelihan pada kambing di lakukan oleh satu orang kambing di rebahkan pada saluran larutan serta di potong bagian leher pada pangkal dada, sesudah selesai pemotongan kepala di patahkan serta dijepitkan pada saluran larutan yang dengannya tujuan agar bisa kambing/domba tak meronta-ronta kemana-mana d. Cara Pengulitan Pengulitan di lakukan sesudah proses penyembelihan berakhir. Kambing yng sudah selesai disembelih diikat kaki belakangnya, lantas kaki belakang digantungkan pada pengait, digantung yang dengannya posisi kepala menghadap ke bawah, lantas disayat pada bagian keempat kaki, serta dilanjutkan yang dengannya sayatan pada bagian dada sampai pada punggung yang dengannya mempergunakan tangan serta enggak banyak batuang yang dengannya pisau. e. Cara Eviserasi Eviserasi di lakukan sesudah kambing selesai dikuliti yakni yang dengannya membelah rongga perut serta rongga dada serta memungut seluruh isi rongga dada serta rongga perut, di lakukan pemeriksaan pada organ-organ dalamnya serta andaikan layak perincian atau bisa juga dikatakan buat dikonsumsi maka langsung dibersihkan serta siap perincian atau bisa juga dikatakan buat dijual. f. Cara Karkasing Karkasing di lakukan sesudah seluruh isi rumen dikeluarkan serta dijauhkan, cara karkasing yakni yang dengannya menggunting bagian shank depan sampai pada bagian bahu, menggunting dada serta leher, lantas menggunting loin serta daging pada punggung. Tulang rusuk dipotong serta dijauhkan sendiri, sebelum itu di lakukan pemotongan bagian kaki depan berlebi dahulu serta digantungkan, daging yng sudah dipotong kecil sebagian dimasukan ke lemari pendinging serta sebagian langsung di jual di depan RPH g. Cara Pelayuan Pelayuan pada daging kambing/domba tak di lakukan . h. Cara Penanganan Kepala serta Kaki Penanganan Kepala yakni yang dengannya merendam internal larutan panas enggak makin makin lima menit lantas di lakukan pengerokan, tanpa membuka berlebi dahulu isi kepalanya (otak). i. Cara Penanganan Darah Darah penyembelihan lagsung dialirkan ke bak penampungan serta tak di lakukan penanganan semisal di RPH sapi. j. Cara Penanganan Isi Rumen Rumen dijauhkan dari karkas lantas di lakukan pemisahan isi rumen yang dengannya karkas era eviserasi, lantas rumen dibagi bagai dua bagian rumen hijau serta merah, stelah dijauhkan dibersihkan serta andaikan layak di konsumsi selanjutnya dijual. k. Perlengkapan Yng Dipakai Pisau pemotong, ember, peranti pengasah, peranti penggantung, keranjang tempat karkas, serta timbangan 2. Pemaparan a. Cara pengistirahatan Sebelum di lakukan pemotongan kambing, RPH pasar kliwon melakukan pengistirahatan yng di lakukan yang dengannya cara kambing-kambing yng anyar datang di tampung internal sangkar penampungan yng dikategorikan didasari nama pemilik serta dipuasakan selama 12-24 jam. Tujuan dari pengistirahatan merupakan agar kambing tak mengalami stress menjadikan pada era disembelih darah bisa mengalir sempurna serta menghasilkan karkas yng bermutu baik. Sedangkan pemuasaan merupakan bertujuan agar pada era disembelih tak ada acara internal saluran pencernaan yng menghasilkan sisa pencernaan berupa feses yng bisa bagai sarana perkembangbiakan bakteri. Pada era proses pengistirahatan ini di lakukan pemeriksaan antemortem yng di lakukan oleh petugas dinas peternakan Surakarta. Pemeriksaan ini bertujuan perincian atau bisa juga dikatakan buat mengenal ada tidaknya kambing yng terserang penyakit yng rawan serta membahayakan pecinta yang diciptakan otomotif bila dikonsumsi. Pemeriksaan sebelum penyembelihan (ante mortem) di lakukan paling lama 24 jam sebelum disembelih yng bertujuan agar cuma hewan yng sehat saja yng disembelih. b. Cara pemingsanan Pada pemotongan kambing tak di lakukan pemingsanan, lantaran pemingsanan di lakukan pada hewan besar yng bertujuan agar mempermudah internal pelaksanaan penyembelihan serta perincian atau bisa juga dikatakan buat keamanan. Pemingsanan bisa merusak otak serta kerusakannya menyebar ke daging. Selain itu pemingsanan yang dengannya penggunaan kejutan pun bisa menghentikan detak jantung menjadikan kualitas daging yng didapatkan enggak makin higienis lantaran darah tak keluar secara optimal akibat berhentinya detak jantung. c. Cara penyembelihan Penyembelihan di lakukan yang dengannya cara konvensional yang dengannya merebahkan kambing lantas menggunting leher pada pangkal dada agar darah makin cepat keluar serta kambing cepat mati. Pemotongan di lakukan yang dengannya menggunting saluran makanan, saluran pernapasan, vena jugularis serta arteri karotid. Pada era penyembelihan kambing Perlu setenang bisa jadi, lantas kepala ditekan yang dengannya satu tangan, serta tangan lain mengarahkan ujung pisau pada tenggorokan dibelakang rahang. Yang dengannya satu gerakan indra penglihat pisau menggunting pembuluh darah leher (urat nadi) serta darah terpancar keluar . Kambing yng dipotong Perlu putus saluran kerongkongan (Oesophagus) saluran pernafasan (Trachea) serta saluran urat darah nadi. Pengikatan oesophagus/kerongkongan, secepatnya sesudah pemotongan hewan perincian atau bisa juga dikatakan buat menghindari keluarnya isi rumen mengotori daging. d. Cara pengulitan Cara pengulitan yng di lakukan di RPH pasar Kliwon merupakan yang dengannya kambing digantung yang dengannya kepala di bawah, lantas di sayat pada bagian keempat kaki, serta dilanjutkan yang dengannya sayatan pada bagian dada sampai pada punggung. Pengulitan pada kambing/domba di lakukan yang dengannya cara : 1. Kambing/domba digantung, lantas perut ditoreh serta dibuka yang dengannya ujung pisau yng tajam serta jangan sampai lapisan selaput tipis yng terdapat atau terletak di bawah kulit tak sobek ataupun berlubang 2. Dari leher sampai-sampai ujung leher dilukai yang dengannya pisau, lalu kulit kepala dikelupas. Lantas kepala dipotong putus agar terpisah dari badan kambing. 3. Potong kulit ke kiblat tulang dada, lalu kulit ditarik ke kiblat tulang dada serta leher. Yang dengannya sebilah pisau pisahkan tulang dada 4. Dalam keadaan bergantung, kulit dikelupas yang dengannya cara menekankan kepalan tangan tengah kulit serta dada, sesudah itu tengah kulit serta perut 5. Dari bahu bagian depan kulit ditarik ke bawah serta dari pertengahan tulang dada ke bawah serta menekankannya ke belakang yang dengannya mempergunakan kepalan tangan maka seluruh kulit pun bakal jatuh e. Cara eviserasi Cara eviserasi yng di lakukan yang dengannya membelah rongga perut serta rongga dada serta memungut seluruh isi rongga dada serta rongga perut. Eviserasi dimulai yang dengannya menyayat pada bagian pelana, yakni bagian di bagi lubang pengeluaran sampai dada yang dengannya hati-hati agar tak menggunting intestinum. Pembedahan isi perut dimulai dari poros usus dubur. Poros usus dekat dubur diikat yang dengannya tali yng kuat. Lantas potong batang tenggorokan, lalu bagian sekat rongga dada. Yang dengannya demikian seluruh isi rongga perut serta dada kambing jatuh bersamaan. Potongan organ bagian internal ini selanjutnya dibersihkan di tempat lain. Bersihkan rongga perut dari sisa-sisa pembuluh darahnya, lantas karkas digantung. f. Karkasing Karkasing sepantasnya proses pemotongan bagian-bagian tubuh dari kambing. Karkasing di lakukan yang dengannya menggunting bagian shank depan sampai pada bagian bahu, menggunting dada serta leher, lantas menggunting loin serta daging pada punggung. Potongan primal karkas dari kambing/domba terdiri dari neck (leher), shoulder (bahu), shank depan, breast (dada), flank paha, rack (rusuk) serta loin. Pendapat dari Anonim (2000) deboning (pemisahan daging serta tulang) sebaiknya mempergunakan meja potong ataupun bisa juga di lakukan tetap internal keadaan bergantung ataupun ditempat teduh yng dialasi plastik bersih serta dipotong-potong sesuai yang dengannya yng dimau-kan. Daging segera dijauhkan yang dengannya jeroan ataupun organ-organ lain. Jeroan serta organ-organ lain dipotong pada tempat yng terpisah yang dengannya tempat pemotongan daging serta segera dibungkus. g. Pelayuan Di RPH pasar Kliwon pelayuan tak di lakukan. Hal ini penyebabnya yaitu lantaran sesudah penyembelihan daging serta seluruh yang diciptakan hasil penyembelihan langsung di ambil oleh pedagang ataupun pecinta yang diciptakan otomotif langsung. h. Penanganan kepala serta kaki Penanganan kepala serta kaki di lakukan yang dengannya di lakukan pengerokan bulu pada bagian kepala serta kaki yng sebelumnya di lakukan perendaman larutan panas enggak makin makin 5 menit perincian atau bisa juga dikatakan buat mempermudah pengerokan. Perendaman larutan panas tak boleh terlalu lama lantaran bakal memicu kulit yng melekat pada kepala serta kaki terkelupas. Sesudah itu kepala serta kaki langsung di ambil pedagang ataupun pecinta yang diciptakan otomotif sesuai pesanan. i. Cara penanganan darah Di RPH pasar Kliwon tak di lakukan penanganan darah semisal pada pemotongan sapi. Hal ini penyebabnya yaitu lantaran tak ada yng butuh darah kambing. Darah hasil penyembelihan langsung dibuang ke saluran larutan. j. Penanganan isi rumen Semisal pada darah bahwasanya isi rumen hasil penyembelihan tak di lakukan pengolahan. Isi rumen langsung dibuang ke tempat penampungan limbah. k. Perlengkapan yng dipakai Perlengkapan yng dipakai merupakan pisau tajam perincian atau bisa juga dikatakan buat menggunting kambing serta perincian atau bisa juga dikatakan buat menguliti, ember menjdai tempat larutan perincian atau bisa juga dikatakan buat mencuci tangan serta mencuci karkas, peranti pengasah pisau dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat mengasah pisau andaikan ketajamannya berkurang, peranti penggantung perincian atau bisa juga dikatakan buat menggantung kambing sesudah disembelih serta mempermudah internal proses eviserasi, pengulitan serta karkasing, keranjang menjdai tempat karkas, serta timbangan perincian atau bisa juga dikatakan buat menimbang karkas sesudah selesai karkasing. Bagi atau bisa juga dikatakan buat penanganan jeroan dibutuhkan perlengkapan berupa selang larutan yng dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat memompa larutan ke internal jeroan makin-makin usus menjadikan kotoran yng berada di internal usus bisa keluar seluruh. Selain itu pun dibutuhkan pisau yng dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat menusuk usus yng berisi larutan tadi agar larutan di internal usus bisa keluar seluruh. C. Pemotongan Babi 1. Hasil Pengamatan a. Cara Pengistirahatan/Pemuasaan Pengistirahatan di lakukan selama selama 12-24 jam tanpa di lakukan pemuasaan, perincian atau bisa juga dikatakan buat mengosongkan isi perut b. Cara Pemingsanan Pemingsanan tak di lakukan. c. Cara Penyembelihan Penyembelihan pada babi dilakuan oleh 3-4 orang lantas kedua kaki belakang serta kaki depan diikat pada bambu yng telah di sisipkan diantara tubuhnya. Sesudah itu diangkat ke bagi meja serta selanjutnya di lakukan penusukan dari leher ke kiblat jantung. Diperkirakan enggak makin dari 3 menit babi telah mati. d. Cara Pengulitan Pengulitan babi tak di lakukan namun pengerokan, babi dimasukkan internal bak yng berisi larutan panas yang dengannya suhu 40-60oC lantas di lakukan pengerokan bulu jadi tak di lakukan pengulitan lantaran kulit babi menyimpan jaringan lemak yng Amat tebal serta harganya enggak murah. e. Cara Eviserasi Eviserasi di lakukan sesudah babi dikerok, kepala dipotong lantas ditaruh di lantai serta di lakukan eviserasi yang dengannya membelah rongga dada serta mengeluarkan ginjal, jantung, paru-paru, serta membelah abdominal perincian atau bisa juga dikatakan buat mengeluarkan saluran pencernaan. f. Cara Karkasing Karkasing di lakukan sesudah dieviserasi, kepala dipotong serta dijauhkan yang dengannya bagian karkas. Babi yng sudah digantung dipotong bagai 2 bagian percis lantas diambil lemak abdominal serta dijauhkan rusuk serta kulitnya. Kaki babi salah satunya pun internal karkas g. Cara Pelayunan Pelayuan pada RPH babi tak dilayukan h. Cara Penangangan Kepala serta Kaki Penanganan Kepala serta Kaki yakni sesudah penusukan pada bagian jantung, kepala langsung dipotong lantas dibersihkan serta dibawa oleh pembeli secara langsung. Akan tetapi kaki dimasukan internal bagian karkas i. Cara Penanganan Darah Darah ditampung internal ember sesudah menjendal dijual kepada pecinta yang diciptakan otomotif. j. Cara Penanganan Isi Rumen Rumen dijauhkan dari karkas dibersihkan serta dicuci sesudah dicek andaikan layak perincian atau bisa juga dikatakan buat dikonsumsi. k. Perlengkapan Yng Dipakai Ember, bak larutan panas, pisau, peranti penggantung, bambu, tong plastik perincian atau bisa juga dikatakan buat tempat karkas, selang larutan, sapu. 2. Pemaparan a. Cara pengistirahatan Pada RPH Babi di Jagalan, babi yng bakal dipotong diistirahatkan 12-24 jam sebelum disembelih. Hewan Perlu dipuasakan namun diberi minum perincian atau bisa juga dikatakan buat mengurangi jumlah makanan yng tak tercerna serta tinja di internal saluran pencernaan serta memperbaiki daya simpen daging, Babi pada RPH diistirahatkan internal kandang-kandang per kepemilikan. Pengistirahatan pada babi dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat mempermudah eviserasi serta mengurangi migrasi bakteri dari gastrointestinal ke darah yng berlanjut ke karkas. b. Pemingsanan Penyembelihan babi kebanykan secara tak langsung yakni yang dengannya pemingsanan-pemingsanan misalnya mempergunakan sengatan sirkulasi listrik, yakni yang dengannya cara meletakkan peranti yng mirip penjepit yng diletakkan di belakang pendengaran yang dengannya voltase rendah kira-kira 70 volt ataupun makin. Sebelum di lakukan pemingsanan, babi berlebi dahulu disiram larutan pada badan babi agar bersih serta listrik gampang menjalar, pada RPH babi Jagalan tak di lakukan pemingsanan. Ini bertujuan agar darah yng keluar bisa sempurna serta perincian atau bisa juga dikatakan buat menghemat biaya. c. Penyembelihan Proses penyembelihan babi pada RPH Jagalan yakni 3-4 orang memegang babi serta seorang yng melakukan penyembelihan yang dengannya cara menusukkan pisau pada bagian leher ke kiblat pembuluh-pembuluh darah besar serta jantung di dekat ujung anterior sternum menjadikan darah bisa keluar sempurna. d. Pengulitan Proses pengulitan tak di lakukan pada babi. Hal ini penyebabnya yaitu lemak subkutan pada babi enggak kurang serta harganya enggak murah andai dijual, menjadikan di lakukan pengerokan bulu. Pengerokan bulu di lakukan sesudah disiram yang dengannya larutan Anget yang dengannya suhu 600-700 C agar tak terlaksana perlunakan daging yng bakal menurunkan kualitas daging. e. Eviserasi Sesudah pengerokan bulu selesai, penanganan selanjutnya yakni eviserasi. Eviserasi merupakan pengeluaran organ internal yng meliputi isi abdominal (visceral) serta isi rongga dada (pluck) dilaksanakan oleh seorang pekerja. Penyayatan di lakukan pada bagian leher menembus dada, menggunting intestinum serta mengikuti garis tengah badan (garis tipis putih pada tengah dada) sampai diantara dua paha (pertemuan dua tulang paha) serta menggunting bagian lambung, intestinum, hati serta empedu perincian atau bisa juga dikatakan buat mengeluarkan organ visceral serta perlemakan yng menempel pada rongga perut selanjutnya membran diafragma disayat serta dibuka menjadikan membuat mudah perincian atau bisa juga dikatakan buat memungut isi rongga dada. f. Karkasing Proses selanjutnya yakni karkasing. Karkas dipotong-potong bagai 2 bagian yng percis yang dengannya cara digantung serta diambil lemak abdominal serta dijauhkan rusuk serta kulitnya. Potongan primal karkas babi merupakan paha (ham), loin, bahu boston (butt), bahu picnic, perut (bacon), bagian belly, rusuk (space rib), rahang (fowl). Daging yng telah internal bentuk potongan langsung dibawa pemiliknya perincian atau bisa juga dikatakan buat dijual. Daging yang telah di sebutkan tak di lakukan pelayunan lantaran langsung dibawa oleh pemilik daging perincian atau bisa juga dikatakan buat dipasarkan. Seharusnya sesudah daging karkasing, dilihat ataupun di lakukan pemeriksaan post mortem perincian atau bisa juga dikatakan buat melihat daging yng menyimpan kualitas serta tak terkontaminasi bakteri. g. Pelayuan Di RPH jagalan daging babi tak di lakukan pelayuan lantaran sesudah penyembelihan selesai daging babi langsung dipasarkan, serta sebagian ada yng langsung di ambil oleh pedagang serta pecinta yang diciptakan otomotif sesuai yang dengannya pesanan. h. Penanganan Kepala serta Kaki Cara penanganan kepala serta kaki yakni yang dengannya cara dikerok perincian atau bisa juga dikatakan buat membersihkan bulu, lantas kepala serta kaki yng telah dikerok serta dibersihkan yang telah di sebutkan dibawa oleh pembelinya. i. Penanganan darah Bagi atau bisa juga dikatakan buat darah ditampung di internal ember. Darah Perlu ditampung, lantaran nilai potensinya menjdai makanan ternak serta lantaran andai tak ditampung darah yang telah di sebutkan menyumbat saluran-saluran serta Amat sulit membuangnya tanpa adanya saluran pembuangan yng besar. Semisal pada pemotongan sapi, darah babi di tampung pada bak penampungan darah yng sudah berisi larutan serta garam perincian atau bisa juga dikatakan buat mempercepat pembekuan serta menghindari kontaminasi bakteri, lantas sesudah membeku dijual. j. Penanganan isi rumen Semisal pada pemotongan sapi, isi rumen babi di tampung perincian atau bisa juga dikatakan buat disaring, selanjutnya disalurkan ke sungai-sungai. k. Perlengkapan yng dipakai Perlengkapan yng dipakai merupakan ember yng dipakai menjdai tempat larutan perincian atau bisa juga dikatakan buat mencuci jeroan, bak larutan panas yng dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat menampung larutan panas yng dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat menyiram tubuh babi pada waktu pengerokan bulu, bamboo yng dipakai menjdai tempat perincian atau bisa juga dikatakan buat mempermudah penyembelihan pada babi, pisau yng dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat proses penyembelihan serta karkasing, peranti penggantung yng dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat menggantung babi agar mempermudah eviserasi, tong plastik yng dipakai menjdai tempat karkas, ember menjdai tempat penampung darah, sapu dipakai perincian atau bisa juga dikatakan buat membersihkan lantai dari limbah-limbah potongan, selang larutan perincian atau bisa juga dikatakan buat menyiram lantai dari sisa limbah pemotongan. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
  1. Pemotongan Sapi
a. Sebelum di lakukan pemotongan, sapi diistirahatkan selama 12-24 jam tanpa diberi makan namun diberi minum lantas di lakukan penyembelihan tanpa pemingsanan. b. Pengulitannya secara manual. Sesudah selesai pengulitan di lakukan eviserasi, karkasing serta dilayukan cuma sebentar. c. Darah dimanfaatkan perincian atau bisa juga dikatakan buat pembuatan tahu darah (Saren). d. Penanganan pemotongan pada sapi tak memerlukan enggak kurang larutan serta sesudah penyembelihan prosesing dilaksanakan yang dengannya cara menggantung hewan ternak. 2. Pemotongan Kambing/Domba a. Sebelum di lakukan pemotongan domba/kambing diistirahatkan selama minimal 12jam yang dengannya tujuan agar domba/kambing tak stress serta menghasilkan daging yng padat. b. Kambing serta domba disembelih pada bagian leher dekat kepala yang dengannya menggunting vena jugularis serta arteri karotid. c Kambing serta domba disembelih pada bagian leher dekat kepala yang dengannya menggunting vena jugularis serta arteri karotid. d. Darah serta isi rumen tak dimanfaatkan namun dibuang ke saluran larutan serta penampung limbah 3. Pemotongan Babi a. Pada babi tak di lakukan pengulitan namun di lakukan pengerokan bulu yang dengannya mempergunakan larutan Anget. b. Pemotongan babi di lakukan yang dengannya cara menusuk pada bagian jantung. Sebelum di lakukan penusukan babi diistirahatkan selama 12-24 jam. B. Saran Adapun saran yng bisa kami berikan merupakan sedapat bisa jadi praktikan mampu praktik secara langsung serta tak cuma melihat proses pemotongan serta penyembelihan ternak saja, agar praktikan menyimpan pengalaman secara langsung. DAFTAR PUSTAKA ______. 2003. Tata Cara Memilih serta Memotong Hewan Qurban. http://www.jakarta.go.id/bjaya/bj50j.htm. Diakses pada 30 Oktober 2012. ______. 2007. Hak Asasi Hewan. http://www.cahya.wordpress.com/2007/01/03/hakasasihewan/+cara+penyembelihan+kambing. Diakses pada 30 Oktober 2012. Apriyantono, A. 2004. Tanya Jawab Soal Halal. Kairul Bayan. Jakarta. Bolton,. D.J,. Doherty, A.., serta Sherudda, J.J., 2001. Beef HACCP: Intervention and Non-intervention system. Int. J. Food. Microbiol 66:119-129. Murtidjo, B. A. 1993. Ternak Sapi Potong. Kanisius, Yogyakarta Santosa Undang. 2004. Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta. Setiatin, E.T. 2004. Euthanasia: Tinjauan Etik pada Hewan. Makalah Pribadi Pengantar ke Falsafah Sains. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. (dipostkan 20 Desember 2004) (diakses 23 Desember 2010). Sinaga, S. 2009. Ternak Babi. Saulandsinaga.blogspot.com (dipostkan 01 Juli 2009) (diakses 24 Desember 2010 pukul 14:31 WIB). Soeparno. 1998. Ilmu serta Teknologi Daging cetakan ketiga. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Sugeng, Bambang. Y. 2003. Sapi Potong Pemeliharaan, Perbaikan Produksi, Prospek Usaha, Analisis Penggemukan. Penebar Swadaya. Jakarta. Wulf,. D.M., R.S. Emnett., J.M.Leheska., S.J.Moeller.2002. Relationships among glycolytic potential, dark cutting (dar, firm and dry) beef and cooked beef palatability. J. Animal Sci. 80:1895-1903.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

METODE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( RRA DAN PRA )

PENDUGAAN BOBOT BADAN TERNAK DENGAN BERBAGAI MACAM RUMUS

RUMPUT BEDE/ SIGNAL (BRACHIARIA DECUMBENS)